AI adalah "the next disruption" dan sekarang sedang terjadi

Written by 9:22 PM Tokoh AI

Jan Leike: Penjaga Gerbang AI untuk Masa Depan yang Aman πŸš€πŸ€–

Jan Leike adalah seorang ilmuwan komputer yang memfokuskan kariernya pada pengembangan kecerdasan buatan (AI), khususnya di bidang keamanan AI dan alignment atau penyelarasan tujuan AI dengan nilai-nilai manusia. Saat ini, Jan Leike menjabat sebagai peneliti di Anthropic, dan sebelumnya pemimpin alignment di OpenAI dan DeepMind, perusahaan di balik ChatGPT, sebuah AI yang mendunia sejak diluncurkan pada tahun 2022.

Oke, mungkin kamu bertanya-tanya: “Alignment AI? Apaan tuh?” ✨ Alignment dalam konteks ini adalah usaha untuk memastikan bahwa AI yang kita bangun, terutama AI yang super canggih seperti model GPT (Generative Pre-trained Transformer) dan model bahasa besar (large language models atau LLM), bertindak sesuai dengan keinginan kita. Bayangkan jika AI suatu hari jadi terlalu pintar dan malah punya misi jahatβ€”seram kan? 😱 Nah, tugas Jan dan timnya adalah memastikan that won’t happen! πŸ˜…

Karier Awal: Dari Akademisi Hingga OpenAI

Jan Leike bukan orang baru di dunia AI. Ia memulai kariernya dengan latar belakang akademis yang sangat kuat. Dia menyelesaikan gelar PhD di University of Oxford di bawah bimbingan Marcus Hutter, salah satu pionir dalam bidang teori AI dan pembelajaran mesin. Selama di Oxford, Jan fokus pada teori agen cerdas dan reinforcement learning (pembelajaran penguatan), bidang yang erat hubungannya dengan bagaimana agen AI bisa belajar dari lingkungan sekitarnya. Tapi yang menarik, dari awal Leike sudah menunjukkan ketertarikan khusus pada aspek etika dan keamanan dalam AI. πŸ”

Setelah menyelesaikan PhD-nya, Leike sempat bekerja di DeepMind, anak perusahaan AI dari Alphabet (Google), di mana dia terlibat dalam penelitian terkait alignment dan keselamatan AI. DeepMind terkenal dengan inovasi seperti AlphaGo, tapi Leike sudah melihat bahwa masa depan AI membutuhkan kontrol lebih agar tidak “lepas kendali”. πŸ˜… Karena itulah, dia akhirnya memutuskan bergabung dengan OpenAI pada tahun 2017, tepat ketika visi OpenAI mulai beralih dari sekadar pengembangan AI menuju fokus pada alignment. πŸš€

Memimpin Upaya Alignment di OpenAI

Di OpenAI, Leike memimpin riset tentang bagaimana membuat model AI berperilaku sesuai dengan harapan kitaβ€”bukan hanya untuk jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Mungkin kamu bertanya, “Kenapa ini penting banget sih?” πŸ€” Bayangkan kalau AI yang kita buat suatu hari punya kemampuan mengambil keputusan yang memengaruhi hidup kita, seperti yang sudah mulai terjadi dengan penggunaan AI di mobil otonom, diagnosis kesehatan, hingga sistem keuangan. Kalau AI ini salah jalan, siapa yang akan bertanggung jawab? 😳

Jan Leike bekerja keras agar AI yang dikembangkan OpenAI (seperti GPT-3, GPT-4, dan seterusnya) tetap aman dan tidak membahayakan manusia. Dengan kata lain, ia memastikan AI tidak berulahβ€”alias tidak bertindak di luar batas. 🚦

Sebagai pemimpin di bidang ini, Leike mengembangkan pendekatan untuk “mengajarkan” AI memahami apa yang benar dan salah menurut standar manusia. Ini termasuk berbagai teknik, seperti reward modeling dan penggunaan data manusia untuk mengarahkan pembelajaran AI. 🎯 Tugas ini tidak mudah, karena AI canggih seperti GPT dilatih dengan triliunan kata dari internetβ€”tempat yang penuh dengan informasi yang baik, buruk, dan… tidak jelas. πŸ˜…

Proyek-Project Penting: Dari Reinforcement Learning hingga ChatGPT

Salah satu kontribusi penting Jan Leike adalah pengembangan reinforcement learning from human feedback (RLHF), yang memungkinkan AI untuk belajar dari masukan manusia langsung, bukan hanya dari data statis. Dalam bahasa gampangnya, RLHF mengajarkan AI untuk belajar berdasarkan panduan manusia secara real-time, mirip seperti ketika kita melatih anjing peliharaan untuk duduk atau berguling. πŸ• Kalau anjing bisa, kenapa AI nggak, kan? 🧠

Teknik ini sangat penting dalam pengembangan model seperti ChatGPT, yang digunakan untuk berbagai tugas mulai dari menjawab pertanyaan, menulis esai, hingga menjadi teman virtual. πŸ’»βœοΈ Dengan RLHF, AI seperti ChatGPT dapat menyesuaikan jawabannya dengan lebih baik terhadap pertanyaan atau instruksi pengguna.

Tantangan di Depan

Biarpun teknologi ini terdengar seperti magic, Jan Leike selalu menekankan bahwa ini bukan sekadar soal teknologi, tapi juga soal etika dan tanggung jawab. Salah satu tantangan terbesar dalam alignment AI adalah bagaimana memastikan bahwa AI tidak menyerap bias atau nilai-nilai yang salah dari data pelatihannya. βœ‹ Bayangkan kalau AI mempelajari hal-hal rasis atau seksis dari internetβ€”itu masalah besar, kan? 😨 Makanya Leike dan timnya terus bekerja keras untuk mengatasi tantangan ini. Dia selalu bilang bahwa pekerjaan di bidang alignment adalah pekerjaan jangka panjang yang nggak akan selesai dalam semalam.

Oh ya, jangan lupa, Leike juga sangat vokal tentang pentingnya keterbukaan dalam riset AI. Menurutnya, transparansi adalah kunci untuk memastikan bahwa pengembangan AI tetap aman dan dapat dipercaya. πŸ’¬ Kalau kamu penasaran, dia sering berbagi pandangannya di berbagai konferensi AI dan artikel-artikel penelitian. πŸ’‘

Penjaga Gerbang AI yang Aman

Dengan fokusnya pada alignment, Jan Leike bisa dibilang adalah “penjaga gerbang” untuk masa depan AI yang aman dan bermanfaat bagi umat manusia. πŸŒπŸ’‘ Tanpa perannya, mungkin kita akan menghadapi lebih banyak risiko dengan teknologi AI yang tidak terkontrol. Jadi, kalau suatu hari nanti kamu merasa ChatGPT atau AI lainnya semakin pintar dan membantu, ingatlah bahwa ada orang seperti Jan Leike di balik layar yang memastikan semuanya tetap dalam kendali. πŸ˜‰

Jadi, siapkah kamu menghadapi masa depan bersama AI? πŸ˜„

Visited 1 times, 1 visit(s) today
Baca tulisan terbaru langsung di email kamu!
Close Search Window
Close