Salah satu inovasi paling menarik yang ditawarkan oleh kecerdasan artifisial bagi bisnis kecil adalah kemampuan untuk mengubah aturan—menciptakan kondisi persaingan yang lebih seimbang. Dan adopsi teknologi ini dalam kategori bisnis skala kecil sudah terbukti: Menurut laporan Break Free: The State of AI Marketing for Small Business dari Unbounce, sekitar 30% bisnis kecil dan menengah memanfaatkan beberapa teknologi kecerdasan artifisial.
Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah bahwa mengimplementasikan alat yang tepat hanya merupakan separuh dari pertempuran: Untuk berhasil dalam menerapkan teknologi baru ini, penting untuk membekali karyawan dengan panduan dan keterampilan yang dapat membuatnya efektif dan menguntungkan.
Namun, mengimplementasikan teknologi yang tepat hanya satu dari sekian tantangan yang dihadapi oleh bisnis ini. Sebab, untuk bisa berhasil menerapkan dan mengadopsi teknologi berbasis AI, perusahaan diwajibkan untuk membekali juga para karyawan dengan panduan dan keterampilan yang dapat membuatnya efektif dan menguntungkan. Dan berikut ini adalah 6 cara bagaimana pemilik bisnis kecil dapat mendorong para karyawannya untuk menggunakan dan memanfaatkan AI demi keberlangsungan perusahaan:
#1 Tetapkan Ekspektasi yang Jelas untuk Tim
Seperti halnya dengan setiap teknologi baru, kecerdasan artifisial memiliki manfaat yang sejalan dengan risiko, sehingga penting untuk memastikan bahwa aturan-aturan yang tepat dan jelas ada untuk melindungi bisnis dan perusahaan, beserta pelanggannya. Hal ini termasuk kebijakan yang jelas dan dapat diakses, yang harus menjelaskan bagaimana kecerdasan artisial dapat dan seharusnya digunakan dalam suatu perusahaan, platform-platform mana yang disetujui untuk digunakan, dan siapa yang berwenang menggunakannya.
Kebijakan ini dapat dan akan berkembang: pemimpin bisnis bisa memulainya secara sederhana dan memperluasnya seiring dengan mengimplementasikan lebih banyak teknologi ke dalam proses yang sudah berjalan.
#2 Buat Pelatihan Sesering Mungkin
Meskipun para generasi muda mungkin lebih intuitif dalam hal teknologi, hal ini tidak berlaku untuk semua karyawan. Sebelum menerapkan teknologi AI, penting untuk memberikan gambaran umum tentang apa itu AI dan bagaimana cara kerjanya. Pelatihan ini harus mencakup istilah-istilah umum, pemahaman tentang perbedaan antara jenis-jenisnya (seperti machine learning, deep learning, dan robotika), keamanan data, etika, dan tantangan-tantangan yang terkait dengan bias kecerdasan artifisial.
Selain itu, tiap-tiap tim harus memahami batasan teknologi AI yang ada saat ini. Terlalu banyak input tanpa bisa memahami kelemahan atau keterbatasan yang perlu diakomodasi atau diatasi oleh pengguna manusia kadang kala jadi titik lemah. Sebagai contoh, banyak platform berbasis AI tidak memiliki pemahaman kontekstual atau kemampuan untuk menyisipkan unsur emosi manusia, sehingga dapat menyebabkannya salah tafsir input.
#3 Tingkatkan Keterampilan Data dan Analitik
Salah satu manfaat utama dari kecerdasan artifisial adalah kemampuannya untuk memproses, menganalisis, dan merangkum sejumlah besar data mentah, tetapi yang diinginkan adalah tim yang tidak sekadar memasukkan informasi tanpa berpikir, dan hanya memercayai hasil analisis. Sebagai gantinya, berikan pelatihan dan pendidikan tambahan dalam bidang analisis data, interpretasi, dan visualisasi. Hasilnya akan lebih baik dalam memanfaatkan kemampuan kecerdasan buatan dan menemukan kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan hasil yang buruk.
#4 Promosikan Keterampilan Komunikasi AI yang Kuat
Kecerdasan artifisial adalah teknologi yang dirancang untuk merespons masukan dengan cara yang paling efisien. Namun, seperti halnya banyak sistem lainnya, data masukan yang buruk akan menghasilkan keluaran yang buruk juga. Ketika seorang manajer (manusia) meminta pekerja (manusia) untuk melakukan tugas tertentu, ada banyak informasi yang dibagikan selain hanya instruksi tertulis atau verbal, seperti bahasa tubuh, kalimat yang kontekstual, dan nada suara. Tidak seperti manusia, kecerdasan artifisial terbatas pada jenis masukan tertentu seperti teks dan gambar.
Oleh karena itu, bisnis perlu memastikan tim mereka memahami cara untuk membimbing alat atau teknologi AI dan memastikan teknologi ini memahami instruksi dengan jelas sebelum melakukan tugas. Atas alasan ini, karyawan perlu belajar “berbicara dengan AI” untuk memaksimalkan kehebatannya. Pertanyaan yang ditulis dengan cara yang salah dapat menghasilkan respons yang salah atau buruk, sehingga mengembangkan kemampuan menulis permintaan dan pertanyaan AI berkualitas tinggi akan membedakan pengguna. Ini juga termasuk kemampuan untuk mengajukan pertanyaan lanjutan yang tepat, karena kecerdasan buatan tidak selalu mendapatkan jawaban yang benar pada percobaan pertama.
#5 Dorong Penggunaan dan Eksperimen dengan Alat Baru
Kecerdasan artifisial terus berkembang dengan sangat cepat. Alat dan platform baru bermunculan setiap hari yang dapat dengan cepat membuat bisnis kecil keluar dari jalur kompetisi. Karena itu, dorong dan beri insentif anggota tim untuk mencari dan menemukan alat-alat berbasis AI yangbaru. Sebagai contoh, jika bisnis kecil sudah menggunakan chatbot untuk layanan pelanggan, tim marketing mungkin juga mempertimbangkan untuk mencari AI berbasis gambar untuk membantu mendesain grafis yang lebih kreatif.
Untuk mencapai semua tujuan-tujuan yang tertulis di atas bersama-sama, para pemilik bisnis mungkin perlu membuat anggaran untuk pelatihan teknis, karena program-program baru mungkin memerlukan pemrograman dasar atau pemahaman tentang model bahasa. Sekali lagi, makin banyak pengetahuan yang diberikan kepada tim sebagai bentuk dukungan, makin banyak peluang yang akan mereka temukan.
#6 Kembangkan Mindset untuk Perbaikan Proses
Secara alami, sebagian besar prosedur bisnis yang ada dibangun untuk dunia sebelum AI hadir, tetapi melakukan sesuatu dengan cara lama tidak akan berhasil dalam ekonomi modern. Pemilik bisnis dapat mendorong pola pikir baru dengan mendorong setiap karyawan menjadi pelopor dalam perbaikan proses.
Membekali tiap anggota tim dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menyesuaikan saat sistem teknologi baru diimpelentasikan kini menjadi hal penting untuk mengatasi proses yang tidak efisien dan merepotkan.
Sebagai pemilik bisnis, adalah sebuah bertanggung jawab untuk menyediakan karyawan dengan alat dan pelatihan yang mereka butuhkan untuk berhasil, dan mungkin mencari bantuan dari seorang profesional yang dapat membantu mereka mengatasi transisi yang menantang ini.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, bisnis kecil dapat memanfaatkan potensi penuh kecerdasan artifisial atau AI dan mendapatkan keunggulan kompetitif dalam pasar yang makin kompetitif dan teknologi yang terus berkembang. Penting untuk memastikan tim memiliki pemahaman yang kuat tentang teknologi AI, serta keterampilan yang dibutuhkan untuk memanfaatkannya dengan efektif.
Tidak hanya itu, tetapi dengan menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi dan peningkatan proses, bisnis dapat lebih siap menghadapi perubahan dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang. Jangan takut untuk mencari solusi baru dan terus-menerus meningkatkan cara kerja perusahaan dengan teknologi yang ada.
Terakhir, tetaplah mengikuti perkembangan dalam bidang kecerdasan artifisial dan teknologi terkait lainnya. Perubahan ini bisa cepat dan dinamis, dan selalu ada peluang baru yang dapat memajukan bisnis. Jika tim terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, akan jadi keuntungan besar dalam perjalanan bisnis ke depannya.
Kesimpulan
Kecerdasan artifisial adalah alat yang powerful yang dapat mengubah cara bisnis kecil beroperasi. Namun, untuk memanfaatkannya secara penuh, perlu dipastikan tiap divisi dalam perusahaan memiliki pemahaman, pelatihan, dan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakannya secara efektif. Dengan begitu, perubahan positif akan tercipta dalam operasional bisnis, peningkatan kinerja, dan yang terpenting: tetap kompetitif di pasar yang selalu berubah.