AI semakin mendekati puncak ke-hype-annya. Berita tentang kecerdasan artifisial adalah berita paling membingungkan sekaligus mengesankan. Hari ini kamu bisa saja membaca berita soal AI yang akan mengubah industri, lalu hari berikutnya akan muncul artikel yang mengatakan AI akan menjadi akhir dari dunia.
Berikut ini adalah 5 mitos paling populer tentang AI beserta faktanya.
Faktanya: AI tidak (atau belum) secerdas yang kamu kira. Meskipun mampu mengenali pola dan menghasilkan teks mirip manusia, AI belum memahami makna di balik kata-kata tersebut dengan cara yang sama seperti manusia. Responsnya didasarkan pada algoritma yang telah diprogram sebelumnya dan pola yang dipelajari dari data. Karenanya, AI mampu memahami pola-pola rumit dengan cepat, lebih cepat dari manusia, tetapi tidak dapat memberikan rasa yang sama dengan rasa yang dibuat manusia.
AI memang akan menggantikan beberapa pekerjaan, tetapi sekaligus akan menciptakan banyak pekerjaan baru. Sejarah menunjukkan bahwa revolusi teknologi hanya mengubah lanskap pekerjaan alih-alih menghilangkan pekerjaan secara keseluruhan. Jadi, AI tidak akan dapat menggantikan semua pekerjaan.
Faktanya, AI bukan hanya sesuatu yang hanya dapat digunakan oleh perusahaan teknologi besar. Usaha kecil juga dapat memanfaatkan alat AI yang sudah dibuat sebelumnya atau memanfaatkan layanan AI untuk mengembangkan produk, meningkatkan pelayanan pelanggan, dan mengotomatisasi tugas-tugas yang repetitif. Bahkan, kini AI dapat digunakan oleh pengguna secara personal.
Meskipun kamu sebelumnya mungkin jarang mendengar tentang AI, faktanya bibit-bibitnya telah ditanam sejak pertengahan abad ke-20. AI telah melalui banyak pasang surut dalam penelitian selama beberapa dekade sebelum mencapai posisinya saat ini.
Mungkin iya. Namun, teknologi AI saat ini masih sebatas Narrow AI atau AI yang berpikiran sempit, artinya sangat unggul dalam tugas-tugas tertentu yang terdefinisi dengan baik sesuai program yang ditanamkan, tetapi masih sangat jauh dari manyamai kecerdasan tingkat manusia.
Pengembangan Artificial General IntelligenceβAI yang dapat berpikir seperti manusia atau bahkan lebih baikβadalah kemungkinan yang bisa saja terjadi di masa depan, tetapi bukan merupakan kepastian dalam jangka waktu dekat. Belum lagi, regulasi yang ketat terus diterapkan untuk menjamin penggunaan AI benar-benar hanya untuk membantu memudahkan kebutuhan manusia, bukan menggantikannya.