Nvidia, perusahaan pembuat chip dan penyedia teknologi kecerdasan buatan baru saja merilis laporan pendapatan perusahaan yang melampaui target mereka. Hasil ini menyebabkan lonjakan saham Nvidia secara mendadak.
π° Pendapatan Sebelumnya: sekitar 93,8 triliun
π° Kuartal Kedua: sekitar 189 triliun
π° Proyeksi Oktober: 224 triliun
Lonjakan saham yang sangat masif ini dipicu oleh antusiasme atas kecerdasan buatan generatif yang belakangan ini sangat pesat. Menurut beberapa laporan, penjualan produk Nvidia pada kuartal kedua 2023 mencapai 168 triliun rupiah, dan pada kuartal ketiga mencapai 190 triliun. Pendapatan ini meningkat lebih dari dua kali lipat, dan hal ini membuat perusahaan menargetkan angka yang lebih tinggi pada Oktober mendatang.
Hasil ini juga menegaskan peran penting Nvidia dalam industri kecerdasan buatan pada tahun ini. Investasi besar-besaran perusahaan dalam manufaktur prosesor grafis, yang penting untuk menggerakkan lanskap kecerdasan buatan yang berkembang pesat, menjadikannya sebagai salah satu perusahaan paling diuntungkan oleh hadirnya kecerdasan buatan.
CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan, “Era komputasi baru telah dimulai,” dan menekankan bahwa kompetisi dakam kecerdasan buatan generatif sedang berlangsung meriah.
Jadi Pemicu Lonjakan Saham Teknologi
Performa mengesankan ini tidak hanya menguntungkan Nvidia saja. Pencapaian ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi perusahaan-perusahaan teknologi di seluruh dunia, termasuk di Asia. Salah satu produsen chip Asia yang juga mitra Nvidia, TSMC juga mengalami peningkatan saham yang signifikan sebesar 3,7% di Asia, dan di Amerika hingga 3%.
Prediksi CEO Nvidia bahwa booming kecerdasan buatan akan berlanjut ke tahun depan, ditambah dengan pengumuman pembelian kembali saham senilai $25 miliar, memicu kompetisi yang makin besar dan luas di saham teknologi Asia. Perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya seperti Baidu dan Alibaba Group di Hong Kong juga turut mengalami peningkatan harga saham selama periode ini.