Sudah lebih dari tiga bulan lamanya aksi mogok para penulis Hollywood berjalan, laporan terbaru menyatakan hampir setiap perusahaan hiburan dan media berencana untuk meningkatkan pengeluaran dalam teknologi Generative AI. Bahkan, menjadi yang terbesar secara global saat ini.
“Perusahaan dalam industri hiburan, teknologi, dan produk konsumen berada di garis depan dalam rencana untuk meningkatkan pengeluaran Generative AI,” terang Lucidworks, perusahaan yang mengeluarkan laporan tersebut.
Namun, perusahaan media tidak sendirian.
Sebanyak 96% eksekutif yang terlibat dalam keputusan AI memprioritaskan investasi Generative AI, dan ini berarti sebagian besar perusahaan di seluruh dunia berinvestasi ke teknologi ini. Cina menjadi yang terdepan dengan 100% perusahaan mengatakan mereka berinvestasi dalam Generative AI, sementara 94% perusahaan di Inggris dan 95% perusahaan di Prancis mengatakan hal yang sama. Di India, 98% perusahaan juga menyuntikkan sumber daya ke dalam Generative AI, sementara 92% perusahaan di AS mengatakan mereka juga melakukan hal yang sama.
Data ini didasarkan pada apa yang dirilis oleh Lucidworks sebagai studi Generative AI terbesar di dunia dalam bisnis, melibatkan 6.000 responden survei di perusahaan dengan lebih dari 100 karyawan yang terlibat dalam keputusan investasi AI.
Dengan angka-angka seperti ini, hampir setiap industri berlomba-lomba membangun, menggunakan, atau membeli teknologi Generative AI.
Tentu saja, hal ini jadi perhatian utama penulis Hollywood, dan Wired menegaskan para penulis ini benar-benar harus khawatir akan AI. Sebuah studi dari OpenAI tentang “labor market impact potential of large language models” atau “dampak potensial pada pasar tenaga kerja akibat model bahasa besar” yang diterbitkan pada bulan Maret mengatakan bahwa beberapa kategori penulis terpapar hingga 100% pada dampak karier dan pekerjaan dari AI. Ini tidak mutlak berarti bahwa AI akan mengambil pekerjaan mereka—walaupun dalam beberapa kasus mungkin—tetapi hampir pasti akan merasakan dampak dalam menjalankan pekerjaan mereka.
“Generative AI menghadirkan perubahan besar dalam bisnis global, menawarkan peluang dan tantangan yang belum pernah ada sebelumnya—dan dengan kecepatan yang luar biasa,” kata laporan Lucidworks.
“Teknologi baru ini dapat menghasilkan konten, gambar, dan bahkan lingkungan virtual secara mandiri, sehingga mengganggu berbagai industri.”
Perubahan besar dengan kecepatan yang luar biasa, tentu saja, adalah apa yang paling membuat khawatir banyak orang. AI berkembang begitu cepat—termasuk pembuatan video lengkap dari prompt texts—hingga film utuh mungkin dapat dihasilkan dari prompt hanya dalam beberapa tahun mendatang.
Seorang penulis telah memprediksi bahwa 90% konten Hollywood mungkin setidaknya sebagian dihasilkan oleh AI pada tahun 2025.
Berdasarkan investasi yang dilakukan oleh perusahaan media dan hiburan, hal itu sangat mungkin terjadi. Menurut laporan tersebut, hanya perusahaan produk konsumen, perusahaan teknologi, dan perusahaan konstruksi dan real estat yang berinvestasi pada level yang sama.
“Ini saatnya untuk memahami strategi dan peluang operasional dari Generative AI,” kata Mike Sinoway, CEO Lucidworks, dalam sebuah pernyataan. “Perubahan mendasar yang sedang terjadi sangat cepat, global, dan sangat berdampak. Studi ini mengkonfirmasi kemunculan pemimpin dan pemain-pemain industri Generative AI, dan mereka yang dengan cepat beradaptasi akan bisa maju dengan cepat.”
Salah satu tren menakutkan yang juga jadi ancaman bagi para penulis dan aktor Hollywood adalah Deepfake. Tren ini bahkan sudah ada sebelum AI menjadi booming, dan hadirnya AI akan makin meningkatkan kekhawatiran yang menjadi nyata.