AI adalah "the next disruption" dan sekarang sedang terjadi

Written by 1:38 PM AI News, Google

Google Bard: AI Chatbot Serba Bisa Pesaing Berat ChatGPT

Google Bard adalah AI Chatbot eksperimental milik Google yang sempat menjadi buah bibir saat pertama kali diperkenalkan. Pasalnya, AI Chatbot ini melakukan kesalahan fatal hingga mengakibatkan ia dicemooh publik internet dunia. Namun, Google Bard kini sudah jauh berbeda dan lebih pintar sejak pertama kali diluncurkan.

Saat itu, pertanyaan yang dilontarkan adalah: Apa penemuan baru dari James Webb Space Telescope yang dapat saya ceritakan kepada anak berusia 9 tahun? yang kemudian dijawab oleh Bard: JWST mengambil gambar pertama dari planet di luar tata surya kita. Orang-orang dengan cepat menyadari bahwa jawaban tersebut tidak akurat dan sontak menggegerkan dunia maya. Namun, bagi Google, hal itu hanya bagian kecil dari proses besar yang sedang berjalan di balik Google Bard.

Google Bard pada dasarnya berfungsi mirip dengan ChatGPT, tetapi perbedaan terbesarnya adalah Bard akan mengambil informasi dari internet sepenuhnya sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Seperti kebanyakan chatbot AI, Google Bard dapat melakukan pemrograman, menjawab masalah matematika, dan membantu kebutuhan menulis.

Kapan Google Bard Diluncurkan?

Bard diresmikan pada tanggal 6 Februari lewat pernyataan dari CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai. Meskipun masih amat sangat baru, layanan percakapan AI yang diluncurkan ini didukung oleh Google’s Language Model for Dialogue Applications (LaMDA), yang sudah pernah diperkenalkan Google dua tahun sebelumnya.

Bagaimana Cara Kerja Google Bard?

Saat ini, Google Bard didukung oleh model bahasa besar (Large Language Model/LLM) paling canggih dari Google, yaitu PaLM 2, sebagaimana yang diungkapkan pada Google I/O 2023. PaLM 2 merupakan versi yang lebih canggih dari PaLM, yang dirilis pada April 2022, dan akan membuat Bard menjadi jauh lebih efisien dan berkinerja tinggi.

Versi awal Bard menggunakan model ringan dari LaMDA, karena membutuhkan daya komputasi yang lebih sedikit dan bisa dijadikan pilihan oleh lebih banyak pengguna.

LaMDA dibangun di atas Transformer, neural network architecture milik Google yang diinventarisasi dan di-open-source-kan pada tahun 2017. Menariknya, GPT-3, model bahasa yang digunakan oleh ChatGPT, juga dibangun di atas Transformer, menurut keterangan Google.

Keputusan Google untuk menggunakan LLM-nya sendiri, LaMDA dan PaLM 2, adalah keputusan berani dari Google mengingat beberapa chatbot AI paling populer saat ini, termasuk ChatGPT dan Bing Chat, menggunakan model bahasa dalam seri GPT.

Siapa Saja yang Memiliki Akses ke Google Bard?

Dalam acara Google I/O, raksasa teknologi ini mengumumkan bahwa tidak akan ada lagi daftar tunggu untuk Bard, yang artinya akan terbuka untuk masyarakat umum.

Sebelumnya, Google mengadakan daftar tunggu untuk Google Bard yang dibuka pada tanggal 21 Maret 2023, dengan memberikan akses terbatas kepada sejumlah pengguna di Amerika Serikat dan Inggris secara bertahap, dan beberapa pengguna terpilih di berbagai negara termasuk Indonesia. Kini, per Juli 2023, Google Bard secara resmi dapat diakses oleh publik.

Mendukung Banyak Bahasa

Pada acara Google I/O, Google mengumumkan bahwa Bard akan mendukung bahasa Jepang dan Korea, serta berencana untuk memberikan dukungan untuk 40 bahasa dalam waktu dekat. Kini, dalam pembaruan resminya, Jack Krawczyk selaku Product Lead dari Google Bard mengumumkan hal tersebut dengan tegas. Dukungan 40 bahasa ini juga menjadi alasan utama Google memutuskan untuk membuka akses Bard kepada umum.

Tak Ingin Ketinggalan Momen

Sebagai raksasa teknologi, dan AI yang sedang meledak di dunia teknologi, aneh rasanya melihat Google tidak meluncurkan aplikasi sejenis. Namun, peluncuran Google Bard yang terkesan terburu-buru pada awalnya cukup disayangkan banyak pihak karena kurangnya riset dan pengujian sebelum diluncurkan. Gonjang-ganjing ini bermula ketika ChatGPT berhasil meraih lebih dari satu juta pengguna dalam waktu kurang dari satu minggu saat pertama kali diluncurkan 30 November 2022-yang kelak menjadi pemicu terburu-burunya Google.

Lalu, pada minggu yang sama ketika Google memperkenalkan Bard, Microsoft juga meluncurkan Bing Chat yang berjalan di atas teknologi OpenAI yang dikhususkan untuk keperluan pencarian informasi di internet.

Namun, keputusan Google tidak pernah salah. Kini, beberapa fitur yang dimiliki Google Bard justru lebih baik daripada ChatGPT:

🤖 Mendukung format gambar dalam jawaban.
🤖 Jawaban lebih up-to-date dibanding ChatGPT yang terbatas pada tahun tertentu (untuk versi gratis).
🤖 Pilihan jawaban yang sudah disiapkan dalam bentuk draf tanpa perintah lanjutan.

Google Punya Layanan AI Lain

Google telah mengembangkan layanan AI lain yang belum dirilis ke publik. Perusahaan teknologi ini biasanya berjalan hati-hati ketika mengeluarkan produk AI dan tidak merilisnya sebelum betul-betul yakin dengan performa produk tersebut.

Misalnya saja, Google telah mengembangkan AI image generator, Imagen, yang bisa menjadi alternatif yang akan menjadi pesaing untuk DALL-E milik OpenAI. Selain itu, Google juga sedang mengembangkan MusicLM, sebuah AI music generator untuk industri musik yang belum akan dirilis dalam waktu dekat ini.

Dalam sebuah paper terbaru yang membahas MusicLM, Google menyadari risiko bahwa model AI seperti itu dapat menimbulkan masalah penyalahgunaan konten kreatif dan bias-bias inheren dalam pelatihan yang dapat mempengaruhi budaya-budaya yang kurang terwakili dalam pelatihan, serta ketakutan akan ketidaksesuaian budaya.

Google Bard mungkin mengalami banyak tantangan dan menerima segudang kritik, tetapi Google terus berusaha untuk meningkatkan performa dan fungsionalitasnya dengan mengganti model bahasa dari LaMDA ke PaLM 2. Tentu saja, Google melihat kesuksesan ChatGPT dan produk-produk AI lainnya, serta reaksi positif dari pengguna, dan ingin tetap berada di garis depan dalam industri AI.

Meskipun ada kontroversi seputar Bard, Google tetap menjadi salah satu perusahaan teknologi utama yang terus berinovasi dalam pengembangan berbagai layanan AI dan memanfaatkannya untuk kebutuhan pengguna di seluruh dunia. Sebagai perusahaan teknologi, Google juga harus menghadapi tantangan etika dan privasi yang muncul seiring dengan penggunaan teknologi AI yang semakin luas-sebagaimana yang juga dialami ChatGPT dan AI Chatbot lainnya di luar sana.

Penutup

Meski Google Bard mengalami beberapa kesulitan awal, sangat besar kemungkinan Google akan terus bekerja keras untuk memperbaiki dan mengembangkan layanan AI-nya guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pengguna, dan diprediksi Google akan tetap menjadi salah satu pemimpin di industri AI masa depan.

Visited 2 times, 1 visit(s) today
Baca tulisan terbaru langsung di email kamu!
Close Search Window
Close